Ads (728x90)



DEWAN PIMPINAN DAERAH

LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA
KABUPATEN PASURUAN
Selamat Datang Di Website Resmi DPD LDII Kabupaten Pasuruan



Oleh : H. Aceng Karimullah

Apabila kita sedang salat, misalnya salat Zuhur, kemudian kita merasa ragu apakah kita sudah dalam rakaat yang ke-4 atau masih dalam rakaat yang ke-3? Maka Rasulullah SAW mengajarkan agar kita segera mengambil keputusan dengan cara menganggap bahwa kita sedang dalam rakaat yang ke-3. Kemudian kita tambahi satu rakaat lagi dan akhirilah dengan sujud sahwi. Selesai. Kalau kita tidak segera mengambil keputusan maka bisa jadi sepanjang salat kita hati hanya bertanya-tanya saja “rakaat ke-3 apa ke-4?” dan kekhusyu’an salat kitapun akan terganggu.

Demikian pula ketika ada seseorang melapor kepada Rasulullah bahwa dia dalam salatnya merasa seolah-olah keluar angin. Rasulullah pun menjawab bahwa dalam keadaan ragu seperti itu orang tadi disuruh untuk segera mengambil keputusan dengan sabda beliau: “Lanjutkan salatmu, jangan hiraukan perasaan ragu yang mengganggumu kecuali kalau engkau yakin ada suaranya atau ada baunya alias engkau yakin bahwa itu adalah buang angin betulan”. Karena kalau hanya sekedar ragu, bisa jadi perasaan ragu itu justeru dihembus-hembuskan oleh syetan agar kekhusyu’an salat kita hilang.

Dalam hal berwudu, Rasulullah pernah berwudu dengan menggunakan air hanya +/- setengah liter. Karena kewajiban membasuh anggota wudu itu hanya 1 kali – 1 kali. Kalau kita membasuhnya 2 kali – 2 kali atau 3 kali – 3 kali, itu sifatnya kesempurnaan. Dan itu sudah cukup untuk menghilangkan hadas kecil. Maka kita pun harus merasa cukup dengan itu karena kalau berwudu dengan membasuh anggota wudu melebihi 3 kali – 3 kali itu malah tidak boleh. Rasulullah pun pernah mandi dengan menggunakan air hanya satu sho’ (+/- 3 liter) dan itu cukup untuk menghilangkan hadas besar. Kita harus ingat bahwa manusia yang paling bertaqwa dan paling wara’ itu adalah beliau Rasulullah. Namun beliau tidak pernah memberat-beratkan diri dalam beribadah dan memang beliau tidak suka kepada orang yang memberat-beratkan diri dalam beribadah.

Mengapa orang bisa ragu alias waswas? Karena pada hakekatnya orang tsb. punya rasa kurang percaya diri. Maka Rasulullah mengajarkan agar kita percaya diri saja untuk tidak mengikuti godaan syetan yang suka menghembus-hembuskan keraguan atau rasa waswas tadi. Orang yang waswas memang perlu dibantu agar punya rasa percaya diri dan merasa cukup dengan apa yang diajarkan atau dicontohkan oleh Rasulullah.

Sumber: www.ldii.or.id

Posting Komentar